Status Kawasan Hutan dan Potensi Ekowisata Pantai Syari di Kabupaten Manokwari Selatan
DOI:
https://doi.org/10.46703/jurnalpapuasia.Vol7.Iss1.238Keywords:
Pantai Syari, wisata alam, wisata religi, analisis SWOTAbstract
Pantai syari merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Manokwari Selatan berada di poros Jalan Trans Papua Barat yang menghubungakan antara Kabupaten Manokwari, Kabupaten Manokwari Selatan dan Kabupaten Teluk Bintuni. Ekowisata Pantai Syari merupakan jasa lingkungan yang unik, dimana dalam hutan dataran rendah terdapat tiga tipe hutan dalam suatu kawasa hutan yaitu, hutan rawa, hutan mangrove dan hutan pantai. Tidak hanya hutan dataran rendah saja yang dimiliki ekowisata Pantai Syari namun ada destinasi wisata lain yaitu destinasi wisata religi yang berada di pantai ini. Kawasn hutan Pantai Syari menurut SK 783/Menhut-II/2014 terdiri dari Kawasan Hutan Areal Penggunaan Lain dan Hutan Produksi yang dapat dikonvesi, sehingga ada beberapa mekanisme yang perlu dilakukan untuk mengelola ekowisata Pantai Syari secara optimal.
Downloads
References
Cheia G. 2015. Ecotourism: definition and concepts. Journal of Tourism, (15): 56–60.
Mulyadi E dan Fitriani N. 2010 Konservasi hutan mangrove sebagai ekowisata. Jurnal Ilmiah Tentang Teknik Lingkungan, 2 (1).
Karlina E. 2015. Strategi pengembangan ekowisata mangrove di kawasan Tanjung Bara, Kutai Timur, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam, 12 (2).
Eridiana W. 2012. Sarana akomodasi sebagai penunjang kepariwisataan. [Jurnal Online].
(http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/195505051986011- WAHYU_ERIDIANA/pariwisata _pak_wahyu.pdf).
Ernawati, Diyah B, Jurnal Pariwisata STIEPAR: Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism) yang berwawasan lingkungan hidup, Bandung, Volume 7 Nomer 2 Februari 2006.
Fandeli C. 2000. Pengertian dan konsep dasar ekowisata. UGM. Yogyakarta.
Heatubun dkk. 2019. Ekspedisi mangrove Papua Barat. Laporan Stuktur dan Komposisi Jenis Mangrove. Manokwari. Kerjasama Balai Penelitain dan Pengembangan daerah, Unersitas Papua dan Econusa.
Kusmana C. 2002. Pengelolaan ekosistem mangrove secara berkelanjutan dan berbasis masyarakat. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional pengelolaan ekosistem mangrove di Jakarta. Tanggal 6–8 Agustus 2002.
Muller K. 2005. Keanekaragaman hayati Tanah Papua, manokwari. Universitas Negaeri Papua (UNIPA).
Kirom NR, Sudarmiatin, Adiputra IWJ. 2016. Faktor-faktor penentu daya tarik wisata budaya dan pengaruhnya terhadap kepuasan wisatawan. Jurnal Pendidikan, 1 (3): 536-546.
Nybakken J. 1988. Biologi laut suatu pendekatan ekologis. PT. Gramedia. Jakarta.
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2003. Pedoman analisis daerah operasi obyek dan daya tarik wisata alam (ADO-ODTWA). Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. Bogor.
Peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor P.51/menlhk/setjen/ Kum.1/6/2016
Peratuan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 104 Tahun 2015. Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan
Pauziah P. 2017. Strategi pengembangan ekowisata mangrove di Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak. Jomp FISIP, 4 (2).
Rangkuti F. 2006. Analisis SWOT tekhnik membedah kasus bisnis berorientasi konsep perencanaan strategis untuk menghadapi abad 21. Jakarta: Raja Gravindo Persada.
Sapari EF. 2017. Strategi pengelolaan ekowisata Mokwam Area untuk mendukung pelestarian lingkungan di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat. [Tesis]: Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan, Universitas Udayana, Denpasar.